Melansir dari website resmi IDAI, cikal bakal IDAI dibentuk pada tanggal 14 Juni 1954. IDAI ini merupakan satu-satunya organisasi profesi Dokter Spesialis Anak Indonesia yang bernaung di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Tujuannya adalah untuk ikut serta meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak, mengembangkan ilmu kesehatan anak, dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Dalam IDAI ini terdapat yang namanya UKK (Unit Kerja Kelompok). Salah satunya ialah UKK Kardiologi Anak.
Sebelum pandemi melanda, IDAI maupun UKK Kardiologi sering mengadakan event-event besar maupun kecil. Event tersebut juga memiliki nilai tersendiri untuk para anggotanya selain untuk mengembangkan keilmuan juga sebagai syarat untuk memperpanjang izin praktek.
Event online menjadi hal menarik untuk UKK Kardiologi IDAI karena pada bulan Juni 2021 adalah kali pertama mereka mengadakannya. Event yang bertajuk “Comprehensive Management of Heart Disease in Children on Clinical Practices” tersebut diadakan pada tanggal 12 – 16 Juni 2021 yang dibagi menjadi online symposium dan workshop. Acara dalam sehari juga tidak hanya terdiri dari satu sesi, sehingga selama beberapa hari ada banyak sesi yang bisa diikuti oleh peserta. Sertifikat yang diberikan juga dihitung per sesi.
Saat mengadakan event tersebut, untuk pertama kalinya UKK Kardiologi IDAI menggunakan Sertiva dalam penerbitan sertifikat ke ribuan pesertanya. Berikut adalah kutipan wawancara dengan dr. Bagus Artiko, Sp.A. sebagai anggota dari UKK Kardiologi IDAI. Beliau menuturkan mengenai event-event hingga penerbitan sertifikat dari fisik menjadi digital.
Boleh diceritakan apa itu UKK Kardiologi IDAI?
IDAI adalah Ikatan Dokter Anak Indonesia, organisasi profesi dokter spesialis ilmu kesehatan anak. Sedangkan UKK (Unit Kerja Kelompok) artinya unit kerja sub spesialis kardiologi anak. Tujuannya adalah mengembangkan keilmuan untuk anggota dalam hal sub spesialis terutama di bidang kardiologi anak. Kalau saya posisinya sebagai anggota di UKK Kardiologi. Kebetulan kita kemarin bulan Juni ditunjuk sebagai panitia untuk acara tahunan IDAI dan memakai Sertiva untuk sertifikatnya.
Sejak kapan UKK Kardiologi IDAI ini berdiri?
UKK sendiri sudah berdiri hampir 15 tahun. Sedangkan IDAI sudah berdiri sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu.
Untuk acara tahunan bulan Juni kemarin levelnya nasional atau daerah tertentu?
Acara tahunan kemarin itu nasional. Di dalamnya terdapat 10-12 UKK tapi yang aktif sekitar 9 UKK. Acara tahunan ini rutin setiap tahun. Saat acara kemarin, kita mewakili nasional untuk menjadi panitia.
Sebelum pandemi, apakah event-event diadakan secara offline?
Iya, offline. Jadi setiap anggota yang tertarik bisa datang. Tempatnya juga berpindah-pindah supaya ilmunya bisa tersebar. Dengan adanya pandemi ini jangkauannya jadi lebih luas (Sabang sampai Merauke) dan bisa bersama dalam satu forum karena acara diadakan secara online. Kalau pas offline biasanya pesertanya masih sedikit.
Berbicara mengenai sertifikat acara yang diselenggarakan oleh IDAI, apakah ada nilai tertentu jika mendapatkannya?
Ada kewajiban untuk memperoleh poin. Istilahnya yaitu SKP (Satuan Kredit Profesi) yang digunakan untuk memperpanjang izin. Setiap 5 tahun kita harus memperpanjang izin sehingga SKP-nya harus tercapai.
Jadi awalnya seperti ini, setelah kita dinyatakan lulus sebagai dokter dan diakui kompeten, dokter akan mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai surat izin praktek. Sedangkan SKP digunakan untuk memperpanjang STR-nya.
Apakah event bulan Juni kemarin adalah pertama kalinya diadakan secara online?
Di lingkup Kardiologi itu adalah event online yang pertama. Sedangkan di IDAI event online pertama itu bulan November 2020 kalau tidak salah.
Apakah bisa diceritakan bagaimana ribetnya mempersiapkan event kemarin?
Hal yang sedikit ribet yaitu mengenai perizinan, mengurus jadwal, dan menghubungi pembicaranya. Sedangkan saat acara berlangsung tidak ada masalah yang rumit, hanya ada error sedikit namun masih bisa ditangani dengan baik.
Apakah event bulan Juni kemarin adalah pertama kalinya menggunakan sertifikat digital?
Dari kardiologi anak ini pertama kali menggunakan sertifikat digital. Tapi, kita juga beberapa kali ada pengalaman menjadi panitia beda lembaga yang kebetulan sudah menggunakan sertifikat digital. Acara bulan Juni kemarin itu kompleks karena beberapa pertemuan dijadikan dalam satu acara, kalau tidak salah dilaksanakan selama lima hari dengan berbagai macam sertifikat.
Sebelum menggunakan Sertiva, bagaimana proses penerbitan sertifikatnya?
Dulu sertifikatnya kita kirim lewat email dalam bentuk pdf. Pesertanya waktu itu rata-rata 200 – 300an. Pengirimannya dengan cara 1 email 1 peserta dan memakan waktu 1 - 2 minggu. Selama itu belum ada masalah karena pesertanya sedikit, acaranya sederhana, dan datanya juga terkumpul jelas.
Untuk kebutuhannya IDAI sendiri ada berapa banyak penerbitan sertifikat?
Biasanya seluruh IDAI itu minimal ada 8 – 9 acara besar yang sekali acara bisa sampai berhari-hari. Itu pesertanya bisa lima ratus sampai ribuan. Sedangkan kalau acara kecil bisa sampai 30 – 40 acara di seluruh Indonesia dengan peserta kisaran peserta seratus atau dua ratus.
Jika ke depannya ingin memakai Sertiva lagi, bagaimana harapan untuk Sertiva?
Kalau harapan dari saya sebagai publisher mengusulkan ada fitur untuk edit nama jika terjadi kesalahan setelah terbit. Ini karena kemarin sempat ada yang publish tapi salah ketik nama, mau diedit tapi tidak bisa, ternyata harus menerbitkan sertifikat baru. Selain itu, ada juga info yang tidak tampak di sertifikat misalnya nomor telepon atau email gitu. Sedangkan harapan saya kalau dilihat dari sisi peserta, kalau bisa peserta itu juga bisa mengajukan ganti nama jika terjadi salah ketik. Itu sepertinya lebih bagus.
